DestinasiaNews - Kondisi alam suatu daerah biasa memunculkan berbagai kreativitas, tradisi bahkan sampai dengan “cabang olahraga” yang unik bahkan eksklusif. Seperti apa yang bisa kita lihat dan juga bisa kita coba di satu sudut Kawasan Lembang, Bandung Barat.
Apabila kita berwisata ke daerah Maribaya, Lembang, bisa lanjut lurus perjalanan ke Kawasan Batulocéng. Di situlah kita bisa melihat apa itu Kadaplak dan merasakan sensasi mengendarainya.
Iistilah Kadaplak dipilih karena bentuk “kendaraan” ini terinspirasi dari sejenis serangga yang biasa hidup mengambang di permukaan sir kolam atau parit. Sasisnya terbuat dari bambu, as rodanya dari batang pohon kopi yang sudah tua dan rodanya dibuat dari kayu kuray. “Kayu kuray itu liat tapi mudah dibentuk,” kata Gunawam Azhari. Yang dikenal sebagai salah seorang pionir kadaplak di Batuloceng.
Sejak dahulu kala, menurut Gunawan, kendaraan kadaplak ini memang sudah ada. Hanya bentuknya lebih Panjang dan masyarakat sekitar menggunanakannya untuk mengangkut rambang tembakau. “Sampai akhir tahun delapan puluhan Kawasan berbukit ini memang banyak pohon tembakau,” lanjut Gunawan. Warga sekitar memanfatkan kadaplak untuk megangkut keperluan untuk bercocok tanam melalui jalan setapak yang berbukit-bukit di sela pepohonan pinus.
Sejak 2014 kadaplak diramaikan lagi pemanfaatannya di kalangan warga Batuloceng. Biasanya mereka “bermain kadaplak di saat-saat tidak banyak curah hujan. Mereka memanggulkadaplak masing-masing ke bukit, lalu meluncur bebas di turunan melewati berbagai tikungan dan kendala ilalang, legokan serta debu. Setidaknya andrenalin terpicu dengan cara sederhana. Kadaplaktidak dipasangi remdan juga stir. Lajunya hanya oleh sedikit dorongan, lalu dikemudikan dengan kaki atau dipasangi semacam stang stir sekenanya. Mengasyikkan, memang. Kalaupun terjatuh, terlindungi oleh hamparan tanah berhumus pinus dan semak.
“Kami ingin mengembangkan kadaplak ini di masa sekarang sebagai sarana olahraga tradisional dan juga pariwisata,” Gunawan, pegiat lingkungan hidup ini berharap. Para pemuda di situ pun sudah banyak yang menggemari dan terampil membuatnya.
Warga Batuloceng berkeinginan untuk menjadikan kadaplak ini sebagai daya pikat utama wisata di Batuloceng, selain atmosfir perkampungan tematik, organik yang sudah dikembangkan lebih dulu. Desa tematik organk ini pun berkali-kali dikunjungi pemuda-pemuda mancaegara untuk menggali pengalaman hidup di perdesaan resik. Tak sedikit juga berbagai produk kuliner lokal di situ seperti karamel susu sapi, keripik singkong hingga kopi khasnya. Mau coba? (ar/rezkha/dtn).-