- Details
-
Category: Framing
-
Last Updated on Sunday, 14 January 2018 07:49
-
Hits: 229
destinasiaNews – Bertempat di Prime Park Hotel Jl. P.H.H Mustofa Kota Bandung, SMKN 5 Bandung menggelar workshop ‘Pendidikan Inklusi’ selama dua hari (12 -13/1/2018).”Mulai tahun akademik 2017 kami punya tiga siswa kategori ABK (anak berkebutuhan khusus). Tips dan trik menjadi guru bagi siswa ABK itu perlu diperdalam. Ternyata, hal itu melalui workshop ini, amatlah mudah dan menyenangkan,” papar Dra. Rini Ambarwati, M.Ds, Kepala sekolah SMKN 5 Bandung.
SMKN 5 Bandung saat ini yang memiliki 120 guru dan 25 tenaga tata usaha, tiga dari 1.747 siswanya masuk pada kategori ABK. “Dari workshop ini saya makin punya ilmu baru dan ingin segera mempraktikkannya,” kata Siti Rochanah guru kelas X, yang sehari-hari mengajar matematika – “Terpenting, pencapaian prestasi setiap anak itu unik dan proporsional. Artinya, sesuai bakat, minat, serta kapasitasnya, dan harus happy (bergembira).”
Sementara itu menurut pemateri workshop ini Dr. Hidayat, DPL S. Ed. M. SI., inti bersekolah itu harus mengakomodir tingkat keunikan dan kemampuan siswanya siswanya. “Anak berkebutuhan khusus harus diberi perhatian spesial. Artinya, pembelajarannya harus proporsional, dan menyenangkan.”
Masih dalam uraiannya, Hidayat mencontohkan di dalam kelas yang terdiri dari siswa yang punya kemampuan berbeda.”Terapkanlah kesabaran, bila menemui kasus beda daya serap anak. Nah, trik dan tips itu di workshop ini dibahas secara mendalam.”
Di lain pihak motivator Asep Mulyana mengungkapkan, dampak workshop ini akan baik pada semua insan di sekolah:”Di sini kepala sekolah dan guru walaupun pendidikan inklusi telah dideklarasikan sejak tahun 2004, masih ada yang belum paham inti sarinya. Berkat workhop ini, semua makin paham, dan siap menerapkan di lapangan,’ urainya dengan menambahkan Bhineka Tunggal Ika itu bukan dalam perbedaan etnis semata. Justru sifat pendidikan inklusi di sekolah adalah Bhineka Tunggal Ika yang sebenarnya.” (HS)