destinasiaNews – Gedung Pakuan rumah dinas Gubernur Jabar yang terletak di Jl. Cicendo No. 1 Kota Bandung, yang kini ditempati Ridwan Kamil, pada Sabtu, 11 Januari 2019, mencatatkan peristiwa tersendiri. Apa pasal? Sore itu Kang Emil ini sapaan Ridwan Kamil yang didamping Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Barat Eddy Nasution, menerima Eka Santosa Ketua Umum DPP Gerakan Hejo, beserta rombongan.
Person yang hadir sebagai anggota rombongan Eka, di antaranya Agus Warsito, Sekjen DPP Gerakan Hejo, yang dilengkapi para fungsionaris lainnya. Pada pihak lain, elemen masyarakat pegiat lingkungan hidup, ada Betha Kurniawan dan Ewik Susilowati dari PT. Bintang Bahagia Bersama. Keduanya, sedang fokus dalam pengadaan mesin pemusnah sampah ramah lingkungan dan hemat enerji di bantaran Sungai Citarum.
Berikutnya ada Andi J Sunadim, General Manager PT. Gani Arta Dwitunggal. Ia merupakan produsen KJA (Keramba Jaring Apung) kualitas ekspor untuk budi daya perikanan di danau dan peraian laut.
Ada lagi unsur pegiat lingkungan hidup, di antaranya Harun, Sekertaris Forum DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum; dan Jajang Sanaga Ketua Harian BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar.
Pelindung Gerakan Hejo
Penuturan Eka usai pertemuan ini, ”Banyak hal penting kami bahas bersama. Di antaranya, Kang Emil bersedia jadi pelindung Gerakan Hejo. Tentu, niatan ini kami syukuri, demi dukungan terwujudnya Jabar Juara lahir bathin”.
Pada pihak lain Deni Tudi Rahayu yang biasa disapa Ozenk selaku Wakil Ketua Bidang Kreasi & Karya Cipta DPP Gerakan Hejo: ”Inti program Gerakan Hejo dalam konteks pemberdayaan lingkungan dengan fokus pengembangan bidang ekologi, ekonomi, dan edukasi, kerap disinggung dalam pertemuan ini”.
Agus Warsito menjelaskan perihal keterlibatan produsen KJA yang produknya di bidang perikanan darat maupun laut sudah dipakai di beberapa negara.
”Pemberdayaan nelayan budi daya dan tangkap di Jabar, perlu terobosan teknologi. Kehadiran unsur Foum DAS Citarum dirasa perlu. Forum ini telah terbentuk sejak 2013, lalu hadir Citarum Harum sesuai Keppres No 15 Tahun 2018. Mau tidak mau harus ada pembaruan demi sinergitas di lapangan,” ujarnya.
Warna-warni pada pertemuan ini sempat diramaikan munculnya isu actual, seputar perbaikan lingkungan hidup di Jabar. Garapan diskusinya meliputi pemberdayaan ekonomi. Contohnya, Enang Nurdin, Ketua Gerakan Hejo Kabupaten Kuningan, memaparkan perlunya penanaman ratusan hektar tanah tandus dan terlantar oleh tanaman jambu air di daerahnya.
”Dibutuhkan sedikitnya oleh 20 pengusaha tape ketan, daun tanaman jambu air sebagai bahan baku pembungkusnya. Saat ini Kuningan sangat kekurangan. Solusi jangka pendek, mendatangkan dari Lampung, Jawa Tengah (Pekalongan, Pemalang). Ini kan ironi? Makanya, segera kita tanami ratusan hektar lahan gundul oleh ribuan pohon jambu, bersama instansi dan masyarakat setempat,” paparnya.
Hal unik lainnya yang dikomentari Ridwan Kamil yang baru saja ngarenghap dan kini ngabret, setelah 100 hari pertama di masa kerjanya. Tak urung merasa heran, ini terjadi tatkala Dr. Neneng Nenih, akademisi dari Universitas Bale Bandung di Kabupaten Bandung, sebagai pakar konservasi lahan.
”Katanya, dalam pengamatannya lebih dari dua dekade, sebagian besar warga Bale Endah justru menanti kehadiran banjir di sana?!” papar Agus menjelaskan reaksi Ridwan Kamil – “Mengapa ini terjadi? Saya mengerti kalau ketika banjir justru banyak bantuan, perahu serta alat transportasi milik mereka laku justru disewa oleh para penolong bencana. Ini fenomena buruk, harus segera dihilangkan.”
Masih kata Agus yang mendedarkan apa kata Ridwan Kamil, bahwasanya baru saja Ridwan Kamilmelakukan ‘kocok ulang’ akan person dan jabatan maupun tugas di program Citarum Harum.
“Sesuai janji Pak Jokowi (Presiden RI), Citarum akan pulih dalam waktu 7 tahun. Saya kalau diikuti dengan kompak oleh semua elemen, mungkin 5 tahun hasilnya bisa kita rasakan,” papar Agus menirukan penjelasan Ridwan Kamil.
Citarum Expo
Penutupnya, merespon kehadiran Gerakan Hejo di Gedung Pakuan, Ridwan Kamil akan menindaklanjuti banyak hal, perlu keterpaduan lebih baik lagi dalam konteks sebagai Dan Satgas Program Citarum Harum. Termasuk, jalinan kerja sama membangun Jabar juara lahir bathin – sejatinya, tidaklah bisa dikerjakan oleh sektor tertentu saja.
Dalam kesempatan ini, Ridwan Kamil sempat menganalogikan revitalisasi Sungai Citarum, idealnya semua pegiat lingkungan hidup, diibaratkan tim sepak bola, sepertinya belum bisa memasukkan bola ke gawang lawan.
“Sepertinya, para pemain masih asyik main sendiri. Makanya, perlu keterpaduan agar goal ke gawang lawan terjadi,” jelas Agus menirukan penjelasan Ridwan Kamil – “Pokoknya, jangan asyik main sendiri”.
Terbetik dalam pertemuan ini, Ridwan Kamil dan Eddy Nasution dalam waktu dekat (21/1/2019) akan menggelar Citarum Expo di halaman Gedung Sate.
“Di ajang ini semua elemen yang terlibat pada revitalisasi Sungai Citarum tampil bersama. Sedikitnya, 50 elemen pegiat rehabilitasi Citarum. Insya Alloh Gerakan Hejo dan elemen masyarakat lain akan hadir” pungkas Agus. (HS/IG)