- Details
-
Category: Framing
-
Last Updated on Sunday, 14 April 2019 21:57
-
Hits: 1312
destinasiaNews – Penantian Asep (17) dan ratusan santri lainnya di Ponpes Al Qur’an Al Falah 2 Nagreg di Jl. Raya Nagreg No. 35 Pamucatan Nagreg Kendan Kabupaten Bandung, pada Minggu 14 April 2019 sepertinya terbayar. Pasalnya, ia dan ratusan santrinya hari itu melihat dengan kepala sendiri ! Puluhan drum sampah yang dihasilkan dari Ponpes ini, hanya dalam waktu sekejap, musnah terbakar !
Musababnya, inisiatif Kol, Inf. Yusep Sudrajat selaku DanSektor 21 dari Program Citarum Harum, bersama rekan-rekannya Joko Purnomo dan Aep selaku tokoh masyarakat daerah Cicalengka & Jatinangor, plus H Ade dan H Ano dari Tel-U, pada hari Minggu itu meresmikan mesin pemusnah sampah atau incinerator.
“Nah, adik-adik hari ini kita sudah bisa memanfaatkan mesin pemusnah sampah, yang ramah lingkungan. Silahkan, semua bergiliran memberdayakannya,” sambut Yusep dengan wajah berbinar-binar.
Sementara itu pimpinan Ponpes Al Qur’an Al Falah 2 Nagreg, KH. Cecep Abdullah tak kurang memencarkan rona bungah:
”Tim dari Pak Kolonel Yusep ini setelah berjuang keras, akhirnya bisa mewujudkan mesin ini. Nah, marilah kita sekarang lebih giat untuk memberdayakan sampah di Ponpes kita. Menjadi Ponpes yang bebas sampah, dan semakin sehat hidup kita pun.”
Secara terpisah, Yusep Sudrajat seusai memperkenalkan operasional incinerator ini cukup deti. Ia pun menyatakan secara bertahap akan menerapkannya di berbagai area di seputar sungai Citarum:
”Namun, perlu tahapan tertentu, karena pengadaannya memerlukan biaya tak sedikit,” paparnya sambil menanbahkan –“Terpenting, bagaimana menggugah kesadaran para tokoh di setiap lingkungan pemukiman. Contohnya, untuk mesin ini, berasal dari urunan para donator, lalu kita salurkan ke sini. Ini pun jadi percontohan bagi kita.”
Diperoleh info, kemampuan mesin yang dirintis oleh H. Ano dan tim selama bertahun-tahun, intinya berbahan bakar air dan solar satu berbanding tiga. Kemampuannya dalam hal memusnahkan aneka jenis sampah bisa sampai 1 ton (8 jam kerja) per hari.
“Terpenting, sekarang memusnahkan sampah dahulu. Dari abunya, nanti kita bisa manfaatkan sebagai sarana pembuatan pupuk tanaman, atau pakan ternak. Tentu, perlu treatment khusus. Makanya, di Ponpes ini kami damping para santri, hingga mereka terampil dan berdaya guna,” papar H. Ade salah satu dari tim akselerator incinerator di Ponpes ini.
Terakhir, usai penggunaan mesin ‘ajaib dan berdaya-guna’ ini, redaksi sempat bertanya kembali ke Asep dan rekan-rekannya – Bagaimana, sekarang sudah yakin akan kemampuan mesin ini?
“Kami gembira Pak, selama ini sampah selalu bertumpuk, dan bingung bagaimana mengupayakannya. Tadi Pak H. Ade dan Pak Kolonel Yusep telah menjelaskan bagaimana penggunaannya. Ternyata banyak hal yang bisa kita berdayakan, dan punya nilai ekonomi cukup tinggi,” tutup Eman (17) rekan Asep. (HS/SA)