DestinasiaNews - Dari istilahnya yang masih asing tapi akrab, kita dapat dengan mudah mengartikan microgreen adalah sesuatu yang mungil dan berwana hijau. Dan dalam konteks tanaman pangan, tentu saja, microgreen bisa dipahami sebagai tanaman hijau yang bisa dikonsumsi namun ujudnya kecil/mungil.
Microgreen di Indonesia memang baru satu dekade terakhir ini namanya kerap disebut-subut para pecinta gaya gidup sehat, sebagai healthy food (makanan sehat). Sayuran Microgreen umumnya dikonsumsi sebagai garnish dan dengan pengolahan tertentu bisa juga menjadi rempah-rempah berkualitas tinggi.
“Microgreen sumber nutrisi memiliki keunggulan baik dalam kandungan enzimnya maupun dalam kesederhanaan penanamannya. Sederhana dalam artian tidak memerlukan lahan yang luas dan waktu tanamnya singkat,” tutur I Wayan Dirgayusa ketika dijumpai di lokasi microgreen di Eldorado, Bandung beberapa waktu lalu. “Dalam masa tanam 8-12 hari saja microgreen sudah bisa dimanfaatkan hasil panennya,” lanjut Wayan yang juga Ketua Harian Dewan Pemerhati Kehutanan & Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS).
“Microgreen itu serupa kecambah,” kata I Wayan Dirgayusa. Kalau dengar kata kecambah kita ingatnya tumbuhan tauge, Microgreen juga hampir sama dengan tauge, hanya tumbuhan ini kita panen apabila sudah tumbuh daun dan tinggi batangnyanya sekitar 5-7 sentimeter, lanjut Wayan. Tumbuhan yang cocok untuk disemai Microgreen di antaranya kacang polong, mustard, lobak, brokoli, seledri, bayam, sawi-sawian dan sejenisnya. “Benih yang baik memang benih yang khusus untuk Microgreen. Bahkan ada juga benih dari luar negeri,” kata dia.
Dari beberapa hasil penelitian, microgreens dinyatakan enam kali lebih banyak kandungan gizinya dibandingkan sayur-mayur yang umurnya lebih tua. Memang, setiap jenis Microgreen memiliki kelebihan gizi yang beda-beda. Kandungan gizinya lebih banyak dan juga lebih berkhasiat dibanding dengan sayuran yang dipanen di usia yang lebih tua.
Budidaya Microgreen bisa dilakukan di dalam maupun di luar ruang. “Yang terbaik memang di dalam greenhouse dengan pengaturan cahaya matahari dan juga sirkulasi udara,” kata pria yang akrab disapa Pak Wayan ini. Luasan lahannyanya pun bisa diatur sesuai kebutuhan, apakah untuk kebutuhan nutrisi keluarga sendiri atau bisa juga untuk kepentingan bisnis.
Untuk kepentingan bisnis pun microgreen dapat dijadikan komoditi yang menjanjikan. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan kebutuhan enzim dan makanan sehat semakin meningkat. Apa lagi dengan sedang maraknya upaya meningkatkan imun tubuh kita sehubungan dengan maraknya risiko penyebaran virus covid 19. “Sayuran Microgreen bisa bermnfaat sekali,” kata I Wayan Dirgayusa. (dtn/ajr).-