desdtinasiaNews–Bagi pecinta film, pastinya sudah faham dengan istilah special effects makeup atau SFX makeup. Makeup khusus yang mampu membuat wajah aktor atau aktris bertransformasi secara signifikan sesuai karakter yang diperankan. Makeup ini menjadi salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan suatu film.
Special effects makeup atau SFX makeup adalah proses penggunaan prostetik, sculpting, moulding, casting, body painting, dan rambut untuk membuat aktor bertransformasi sesuai karakter yang diperankan dalam suatu produksi.
SFX makeup bisa menciptakan berbagai macam tampilan mulai dari 3D beauty look, cedera, hingga karakter horor. Tujuan dari seni makeup ini adalah membuat mereka yang melihatnya percaya bahwa itu adalah asli. Jadi, SFX makeup bisa membuat aktor dan aktris terlihat lebih tua atau bahkan menciptakan makhluk dunia lain.
Nah, terkait hal tersebut di atas,eksebisi Baliwood Land berkolaborasi dengan Baliwood Indonesia dan didukung oleh Kemenparekraf RI, Kemenko PMK RI, Kemenko Marves RI, Bappenas RI, serta Lintas Kementerian Lembaga, telah sukses menggelar workshop desa film kompetensi Silicone prosthetic film mask dan SFX Makeup film etnik berkarakter lokal, diikuti oleh desa Abiansemal, desa Abiansemal Dauh Yeh Cani, SMK Abiansemal dan ITB Stikom Abiansemal, dan acara lasung dibuka oleh Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenarekraf RI, Yuke Sri Rahayu, berlangsung di Banjar Kedampal Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani, Badung, Bali, pada hari Jumat, 24/6/2022.
Deputi Bidang Produk Digital dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf RI, Muhammad Neil El Himam, menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini merupakan upaya kami untuk terus memperluas potensi ekonomi kreatif, sehingga tidak hanya dilihat dari potensi menjadi produk, namun juga jasa.
“Hal tersebut sejalan dengan peran kami dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia,” ujar Muhammad Neil El Himam.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Bali I Nyoman Rudiarta bahwa program desa kreatif Kemenparekraf RI bersama Baliwood menjadi lokomotif dan inovasi industri kreatif di pedesaan terintegrasi.
CEO Baliwood Indonesia R. Arvin I. Miracelova, mengatakan bahwa Baliwood telah memiliki panel komunitas film micro-budget dunia dan sci-fi/fantasy indie film dunia yang akan banyak menyerap silicon prosthetic berkarakter lokal, selain aset budaya lokal, juga aset film mendunianya.
“Belajar kemampuan SFX makeup film dasar juga bisa dipelajari di global TVOD Baliwood di www.baliwoodvillagestudios.com,” jelas Arvin sapaan akrab R. Arvin I. Miracelova.
Perhelatan workshop SFX makeup film ini dipandu langsung oleh seorang spesialis makeup film ber-sertifikat internasional yaitu Indah Rezeki Miracelova dari Baliwood Indonesia.
Menurut Indah, biasa disapa, workshop sendiri banyak menggunakan bahan baku silicon olahan lokal dari pertanian Bali karena kalau impor bahan baku produk Hollywood pastinya akan mahal, sehingga Baliwood Land desa film mengolah sendiri dari sumber pertanian lokal (tepung terigu, glycerine, madu, dan lainnya) sebagai bahan baku makeup film SFX silicon prosthetic terkait.
Selain itu, kompetensi yang ada bisa menjadi medical arts seperti kemampuan membuat jari palsu bagi yang membutuhkan, dan raw materials bahan baku olahannya juga bisa dijual ke komunitas film-film independent dunia, terang Indah.
Ke depannya, usai acara, diharapkan agar lebih sustain akan dibangun bengkel silicon prosthetic mask ataupun penciptaan karya produk selling di e-commerce-nya serta integrasi laboratorium visual karakter lokalnya berbasis di desa sebagai pusat industri kerajinan film mendunia dari pulau Bali, jelas Indah.
Acara ini digelar dalam upaya mewujudkan Baliwood Land, ikon global baru dari Bali, Desa film mendunia berbasis budaya, kata Indah. (www.baliwoodland.com),
Bagi Baliwood sendiri merasakan kepuasan telah mentransfer pengetahuan yang sangat berharga ke masyarakat desa dan ilmu mahal di college-college dunia serta dapat menjadi cikal bakal industri kerajinan film di Baliwood Land, pengembangan desa film internasional, ujar Indah.
Harapannya, Bali sebagai pintu gerbang dunia dan jembatan Nusantara melalui rintisan program Jalur Sutera Film Nusantara (www.filmsilkroads.com) bersama Baliwood integration, sehingga dapat memperluas industri kerajinan film silicon prosthetic mask dengan masing-masing karakter Nusantara, pungkas Indah. (www.baliwoodland.com, e-mail: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.)
Kegiatan workshop ini dihadiri oleh, CEO Baliwood Indonesia R. Arvin I. Miracelova; Chairman desa film Baliwood Land I Wayan Sutama; para tamu spesial seperti Molly Prabawaty (Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas, Kemenko PMK RI); Suparman (Asisten Deputi Akses Permodalan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves RI); Upriyadi (Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, Perpustakaan Nasional ); Mohammad Amin (Direktur Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf RI); Yuke Sri Rahayu ( Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenarekraf RI); Kepala Desa Abiansemal Ida Bagus Bisma Wiratma; Perwakilan Bappenas RI, Perwakilan Kemendikbudristek RI, Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional; I Nyoman Rudiarta (Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Bali); perwakilan dari Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani serta para tamu undangan lainnya. (HRS/rls/dtn)